Minggu, 10 Juli 2011

Khotbah Jangkep 31 Juli 2011

Khotbah Jangkep Minggu, 31 Juli 2011

Pekan Biasa Ke Dua Puluh Delapan

KAMU HARUS MEMBERI MEREKA MAKAN

Bacaan I: Yesaya 55:1-5; Tanggapan: Mazmur 145:8-9, 14 -21;

Bacaan II: Roma 9:1-5; Bacaan III: Injil Matius 14 : 13 – 21

v Dasar Pemikiran

Suka atau tidak, sekarang ini banyak orang yang berpendapat bahwa hidup ini dari hari kehari semakin terasa sulit. Pernyataan banyak orang itu seakan menjadi pembenaran akan sikap dan perbuatan kita yang terkadang sangat perhitungan untuk melakukan sikap dan tindakan yang mau berbagi kepada mereka yang membutuhkan, bahkan kepada mereka yang tersingkir dan terbuang. Bukan sekedar perhitungan, tetapi tindakan yang tidak mau bahkan menutup mata untuk tidak mau berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Melalui Firman Tuhan ini kembali kita diingatkan akan tanggungjawab kita sebagai umat yang sudah ditebus untuk mau berbagi kasih kepada mereka yang membutuhkan.

v Keterangan Tiap Bacaan

Yesaya 55 : 1 – 5

Kitab Yesaya masuk dalam golongan Kitab Nabi-nabi Besar. Disebut besar bukan karena Yesaya adalah seorang yang tinggi besar atau mempunyai jabatan yang tinggi atau salah satu pembesar Kerajaan. Bukan itu tetapi karena Kitab Yesaya termasuk Kitab Nabi-nabi yang Kitabnya besar (jumlah pasalnya cukup banyak , ada 66 pasal). Kitab ini dibagi menjadi tiga bagian besar, yakni:

± Proto Yesaya ( Yesaya Pertama ) ps.1 – 39

bagian ini memuat nubuat-nubuat Nabi Yesaya ( Yesaya bin Amos ) dan sikap Nabi Yesaya yang menentang politik luar negeri Yehuda yang lebih mengandalkan bantuan asing dari pada berharap kepada Tuhan. Penderitaan umat Allah disebabkan karena umat tidak setia kepada Allah. Nabi Yesaya I ini hidup dan melayani Tuhan di Yerusalem pada tahun 740 – 700 SM.

± Deutero Yesaya (Yesaya Kedua) ps. 40 – 55 –

ini dialamatkan kepada orang-orang buangan di Babel. Nabi Yesaya II ini hidup dan melayani Tuhan pada sekitar tahun 586 SM. Jadi Nabi Yesaya II (Nabi Deutero Yesaya) ini bukanlah Nabi Yesaya I (Yesaya bin Amos). Siapa namanya ? tidak diketahui! Israel (Umat Allah) dibuang ke Babel karena Israel adalah negara teocentris (negara yang berpusat dan bergantung kepada Allah), namun dalam perjalanannya Israel lebih mengandalkan bantuan asing. Israel dibawah Babel berusaha melepaskan diri dengan jalan memberontak yang dibantu oleh kekuatan asing, namun dua kali usaha itu gagal yang berakibat Raja Babel marah, Israel dihancurkan dan diangkut ke Babel sebagai tawanan. Sendi- sendi kehidupan beragama dan budaya dihancurkan termasuk didalamnya Bait Allah buatan Salomo. Inilah yang disebut pembuangan.

± Trito Yesaya (Yesaya Ketiga) ps. 56 – 66 –

umumnya membawa Firman Allah kepada umat yang telah pulang dari pembuangan Babel, namun masih harus hidup dibawah kekuasaan Persia (Koresy - 538 SM). Berbagai macam tradisi kenabian dihidupkan kembali secara baru, yang tentu untuk zamannya waktu itu.

Khusus Deutero Yesaya (Yesaya Kedua) yang dialamatkan kepada umat Allah yang dibuang di Babel menekankan bahwa hanya ada satu Allah sebagai yang awal dan yang kemudian, yang kekuasaannya mengatasi langit di atas dan bumi di bawah. Mengapa ini ditekankan? Umat Allah yang dibuang di Babel ini tidak ditempatkan didalam penjara, melainkan disuatu tempat yang dekat dengan Babel. Mereka boleh mendirikan rumah, berdagang, bercocok tanam, memelihara adat-istiadatnya sendiri, dan juga tetap boleh memeluk agamanya. Namun mereka harus tetap patuh kepada perintah raja dan melakukan kerja paksa (rodi), serta patuh pada penguasa-penguasa Babel. Kondisi yang demikian ini menjadikan umat Allah (Israel) di Babel dapat berinteraksi secara bebas dan leluasa dengan penduduk asli Babel yang tentu juga dengan agama serta adat-istiadanya. Nah,.... ada kemungkinan mereka bisa ikut terseret untuk percaya kepada ilah-ilah orang Babel. Yesaya II, khususnya Yesaya 55:1-5 mengingatkan dengan sungguh bahwa Israel adalah umat Allah yang sangat dikasihi Tuhan dan umat yang menjadi tebusan-Nya karena itulah masa depan umat Allah (Israel) itu bergantung kepada hubungannya dengan Tuhan. Israel setia kepada Tuhan dengan hidup tak bercela dihadapan-Nya, maka kehidupan Israel akan menjadi harmonis dan penuh sukcita, namun jika hubungan dengan Tuhan itu renggang dimana Israel berlaku tidak setia, maka Israel juga akan mengalami hari-hari yang sulit, bahkan harus mengalami penghukuman dari Tuhan. Sekecil apapun kesalahan umat Allah akan tetap mendapat penghukuman dari Tuhan. Allah yang penuh kasih yang memanggil Israel itu kembali menegaskan bahwa Allah tidak bosan-bosannya mengingatkan cara hidup Israel yang sia-sia. ”Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti dan upah jerihmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan ? Disini jelas bagi kita bahwa Israel sering berbuat sesuatu yang sia-sia. Karena itulah Allah dengan tegas memanggil Israel supaya mau kembali mendengarkan suara Tuhan. Kembali kepada suara Tuhan berarti kembali pada jalur kehidupan yang betul-betul hidup.

Mazmur 145:8-9, 14-21

Pemazmur meyakini dan mengakui bahwa Allah adalah Allah yang sangat penyayang dan mengasihi semua orang terlebih juga kepada umat kepunyaan-Nya. Semua yang diciptakan senantiasa dipelihara dan diberi berkat. Bukan hanya itu saja, mereka yang terjatuh pun tetap disayang Tuhan, bahkan mereka yang tersingkir dan lesu oleh ketidakadilan. Bagi mereka yang baik dan disayang Tuhan juga terus diberkati dengan Tuhan tetap mendengar dan mengabulkan doa mereka yang memohon. Pemazmur juga mengajak semua umat kepunyaan Tuhan untuk senantiasa memuji dan memuliakan nama-Nya.

Roma 9:1-5

Surat Roma ditulis Rasul Paulus kira-kira tahun 56-57 di Korontus. Ketika menulis Surat ini Paulus belum pernah sampai ke Roma. Adapun tujuan Paulus menulis Surat Roma adalah:

± Berkenalan dengan Jemaat Roma, jemaat yang tidak didirikan oleh Paulus

± Paulus meminta dukungan doa dan dana untuk rencana Pekabaran Injil ke Eropa, khususnya ke Spanyol (Ps. 15 ; 24).

± Meminta dukungan doa syafaat sehubungan dengan konfrontasi Paulus denganh orang-orang Yahudi di Yerusalem (Ps. 15:30-31)

± Meminta dukungan doa syafaat dari jemaat Roma sehubungan dengan ketidakpastian sikap jemaat Kristen Yerusalem terhadap bantuan yang dibawa Rasul Paulus dari jemaat-jemaat di Makedonia dan Akhaya (Ps.15: 30-31).

± Meredakan perselisihan yang sedang terjadi di tengah jemaat Roma (Ps. 14 :1-15:13).

Paulus menyadari sepenuhnya bahwa ia dipanggil menjadi rasul untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, juga kepada bangsa Spanyol. Namun usaha Paulus ini berhadapan dengan tiga ancaman, yakni:

± Orang-orang Yahudi: mereka semua menolak Paulus yang dianggap murtad. Oleh karena Paulus banyak orang bukan Yahudi yang masuk agama Yahudi akhirnya keluar dan menganut agama Kristen.

± Orang-orang Kristen asal Yahudi: golongan ini menolak Paulus karena Paulus menentang sikap dan pandangan yang menempatkan orang Kristen Yahudi lebih unggul dan baik. Golongan ini ditentang Paulus karena masih memelihara tradisi Yudaisme dan Hukum Taurat.

± Orang-orang Kristen bukan Yahudi : bagi golongan ini Israel sudah tidak lagi masuk hitungan. Melalui ajaran Paulus hendak ditunjukkan bagaimana hubungan PL dan PB. Ajaran Paulus yang seperti ini ditolak oleh golongan ini.

Khusus Roma 9:1– 5 adalah ungkapan Rasul Paulus akan keprihatinannya terhadap umat Israel yang menolak Tuhan Yesus sekaligus juga rasa kasih yang sangat dalam dari Paulus kepada umat sebangsanya. Bahkan ia mengungkapkannya rasa sayang dan kasih yang sangat dalam itu dengan ungkapan yang luar biasa. “Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.” Inilah ungkapan Paulus itu luar biasa, karena Paulus sadar Israel adalah umat pilihan.

Matius 14 : 13 – 21 Injil Matius ditulis di Siria antara tahun 72-85, untuk Jemaat di Siria yang berlatarbelakang Yahudi dan yang mengerti bahasa Siria serta Yunani. Injil ini tidak secara jelas menyebut siapa penulisnya, namun tradisi yang sangat tua menyebut penulisnya adalah Matius, si pemungut cukai. Tetapi bila direnungkan, nampaknya penulis Injil Matius bukanlah Matius Rasul Tuhan Yesus, hanya saja Injil ini bersumber pada pengajaran dan catatan-catatan yang dibuat oleh Matius Rasul Yesus. Melihat secara keseluruhan Injil Matius, maka Injil Matius ditulis dengan tiga tujuan, yakni:

a. Sebagai sebuah Apologetis ( pembelaan diri ) terhadap orang-orang Yahudi yang tidak menerima Tuhan Yesus dengan mengatakan bahwa semua nubuatan dalam Kitab Perjanjian Lama tentang Mesias telah digenapi dalam diri Tuhan Yesus.

b. Sebagai sebuak Kateketis (pengajaran) yakni untuk memberikan pengjaran tentrang pokok-pokok iman Kristen secara sistematis dan teratur

c. Sebagai sebuah Paranetis (teguran dan nasihat), melalui Injil Matius penulis hendak menegur dan menasihati Jemaat bahwa untuk selamat tidaklah cukup dengan masuk agama Kristen saja, tetapi harus dengan sungguh percaya kepada Kristus, bila tidak maka jemaat bisa ditolak oleh Tuhan Yesus. Disini Injil ini menegur jemaat yang hidupnya suam-suam dan dingin saja, karena itu jemaat perlu bersemangat dan terus percaya kepada Kristus.

Khusus Injil Matius 14: 13-21 hendak menunjukkan kepada kita bahwa para murid tidak boleh lepas dari tanggungjawabnya sebagai saksi Kristus, sebagai pewarta damai, dan sebagai penyalur berkat Tuhan. Tuhan Yesus dan para murid tahu betul bahwa sebenarnya orang banyak tidak menuntut disediakan makanan, karena mereka semua boleh bertemu dan menerima pengajaran dari Tuhan Yesus itu sudah cukup. Namun demikian Tuhan Yesus tidak ingin para murid terjatuh dalam kesombongan iman yang akhirnya membawa para murid jauh dari Tuhan bahkan akhirnya tidak punya iman. Tuhan Yesus menginginkan sebaliknya para murid harus lebih beriman dan berserah serta percaya penuh kepada Allah dan Kristus sebagai Tuhan dan gurunya. Mujijat Tuhan Yesus memberi makan kepada lima ribu orang adalah mengajar para murid bahwa yang mempunyai berkat itu Tuhan karena itu mintalah kepada yang punya berkat maka semua kesulitan akan bisa diatasi.

Harmonisasi Bacaan

Tuhan Allah yang memanggil Israel sebagai umat pilihan-Nya adalah setia dan penuh berkat. Tuhan Allah juga Allah yang penuh kasih dan pengampunan karena itulah Tuhan Allah yang setia senantiasa memanggil umat-Nya untuk tetap setia mendengar suara Tuhan supaya mempunyai hidup dengan segala kelimpahan. Tuhan Allah yang setia itu adalah Tuhan Allah yang adil dan tegas, sehingga kepada setiap umat yang berbuat salah kepadanya tetap mendapat penghukuman dari Tuhan. Kepada kita sebagai umat kepunyaan Allah senantiasa dipanggil untuk mengasihi sesama dan membawa sesama kepada Kristus, sehingga yang menikmati keselamatan bukan hanya kita tetapi juga sesama kita. Tuhan Allah juga meminta kita supaya dalam mengasihi bukan hanya dalam wujud atau hal-hal yang rohani saja tetapi juga hal-hal yang bersifat jasmani. Dengan kata lain kasih kita kepada sesama itu secara menyeluruh ( holistik ), supaya semua itu bisa kita lakukan, maka kita harus lebih percaya dan berserah kepada Tuhan. Mintalah kepada yang punya berkat.

Pokok dan Arah Pewartaan

Melalui Firman yang kita baca dan renungkan ini jemaat diajak untuk memahami bahwa:

± Tuhan Allah adalah pencipta dan sumber segala berkat.

± Tuhan senantiasa bertindak adil dan penuh rahmat pengampunan

± Umat diajak untuk senantiasa mengasihi sesama dengan sungguh dan tulus

± Setiap kali berhadapan dengan kesulitan hidup hendaklah senantiasa berserah kepada Tuhan dan mintalah kepada yang punya berkat ( Tuhan Yesus ) , maka semua kesulitan akan dapat di atasi.

v Khotbah Jangkep

Saudara yang dikasihi Tuhan,

M

ujijat Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang lebih mengingatkan kita akan pengenmbaraan bangsa Israel di Padang Gurun yang mana Israel tidak bisa bekerja, namun toh Tuhan memeliharanya dengan roti ( mana ) dan lauk Pauk ( burung puyuh ) dari sorga, sehingga Israel tidak lagi kelaparan namun tercukupkan. Hal yang sama juga mengingatkan kita pada Yesaya 55: 1-5, dimana akan ada masa orang akan mendapatkan kelimpahan oleh karena kuasa Tuhan. Umat harus lebih percaya kepada karya dan kuasa Tuhan

Saudara yang dikasihi Tuhan,

Melalui bacaan kita di atas, kita dapat mengambil pelajaran sebagai berikut :

a. Dalam Melayani, Jemaat Tuhan harus secara menyeluruh dan mendasar.

Melihat waktu sudah menjelang malam, bahkan boleh dikatakan sudah malam, saat dimana orang waktunya makan malam, para murid mengajukan usul kepada Tuhan Yesus, Gurunya, ”Suruhlah orang banyak untuk pergi ke desa-desa sekitar untuk bisa mendapatkan makanan”. Sepintas usul itu sangatlah bagus dan masuk akal. Mengapa ? Karena:

v Yang ada pada murid hanyalah lima roti dan dua ikan

v Para murid terlepas dari segala persoalan karena jelas 12 orang tidak mungkin melayani lima ribu orang lebih

v Rombongan Tuhan Yesus, termasuk didalamnya para murid sudah sangat lelah.

Namun ketika Tuhan Yesus mendengar usul itu, dengan cepat Tuhan Yesus menolak usul itu dengan mengatakan: ”Kamu harus memberi mereka makan”. Mengapa Tuhan Yesus memberi perintah yang demikian ? apakah Tuhan Yesus tidak tahu apa yang ada pada para murid? tentu Tuhan Yesus tahu betul mengenai situasi yang ada pada para murid. Kalau Tuhan Yesus memberi perintah demikian karena Tuhan Yesus mempunyai tujuan supaya para murid dalam melayani harus secara menyeluruh dan mendasar. Artinya setelah orang banyak mendapat pengajaran secara rohani maupun kelepasan dari segala beban penyakit, orang banyak harus juga mendapat kelepasan dari rasa lapar. Disini baik kebutuhan rohani maupun jasmani harus terpenuhi juga hubungan antara hal yang rohani dan jasmani dapat diketahui oleh orang banyak. Jika Tuhan Yesus menerima usul para murid, maka orang banyak hanya tahu bahwa Tuhanh Yesus hanya bisa melakukan urusan yang rohani saja, tetapi kalau para murid memberi mereka makan, maka kita teringat sabda Tuhan Yesus: Manusia hidup bukan hanya dengan roti saja, tetapi juga dari setiap Firman yang keluar dari ulut Allah. Ayat ini pasti terpenuhi, artinya dengan Sabda Tuhan Yesus melayani secara rohani dan dengan Sabda pula Tuhan Yesus melayani kebutuhan jasmani, dengan demikian pelayanan itu secara menyeluruh dan mendasar dari kebutuhan manusia. Apa yang dilakuakn oleh Tuhan Yesus ini juga menjadi model dan teladan bagi Jemaat Tuhan, bahwa jika Jemaat Tuhan melayani, maka harus secara mendasar dan menyeluruh, tidak secara seporadis maupun sepenggal-sepenggal saja. Iman seseorang tidak akan bisa bertumbuh secara baik dan dewasa jika kebutuhan jasmaninya tidak terpenuhi, demikian juga kehidupan seseorang tidak akan sehat bila hanya mementingkan kebutuhan jasmani saja sementara kebutuhan rohani terabaikan.

b. Jemaat Tuhan harus siap melayani

Pelayanan Gereja (Jemaat Tuhan) yang mendasar dan menyeluruh itu harus sekaligus pelayanan bersama dengan seluruh anggota jemaat Tuhan, artinya bukan hanya pelayanan secara kelembagaan saja, tetapi seluruh anggota jemaat Tuhan harus terlbat secara aktif. Disinilah tempatnya jemaat Tuhan harus terus siap untuk melayani. Itu berarti juga melalui Gereja orang harus mendapat makanan, orang harus dikenyangkan. Disinilah pentingnya bahwa jemaat Tuhan harus kembali pada kuasa Firman Tuhan. Sering yang kita lakukan adalah mengambil enaknya sendiri saja dengan mengalihkan permasalahan yang kita hadapi kepada orang lain. Sebenarnya para murid sadar bahwa orang banyak itu membutuhkan makan juga, tetapi para murid tidak siap untuk melayani orang banyak itu dengan makanan karena itulah para murid usul kepada Gurunya supaya menyuruh orang banyak pergi ke desa-desa terdekat guna mendapatkan makanan. Melalui cara yang demikian, maka persoalan yang dihadapi para murid akan selesai karena dipikul oleh orang banyak itu. Namun Guru mereka melarang sikap yang demikian. Bagi kita hari ini perintah Tuhan Yesus ”kamu harus memberi mereka makan” berarti setiap kita sebagai jemaat Tuhan harus siap melayani setiap saat, bahkan harus lebih setia melayani.

c. Dalam Pelayanan, Jemaat Tuhan harus menyertakan Tuhan Yesus.

Mengapa para murid tidak yakin dengan apa yang dipunyai ? sehingga ketika Tuhan Yesus meminta supaya orang banyak ini disediakan makanan para murid malah meminta Tuhan Yesus untuk menyuruh orang banyak itu pergi kampung-kampung disekitar supaya orang banyak itu dapat mencari makanan. Tetapi Tuhan Yesus tetap meminta supaya para murid tetap memberi makan kepada orang banyak itu. Hal yang demikian bisa terjadi karena para murid tidak menyertakan Tuhan Yesus dalam mengambil keputusan, sehingga ketika para murid melayani orang banyak itu sekalipun disitu ada Tuhan Yesus, tetapi hati, tindakan, dan jiwa para murid tidak menyertakan Tuhan Yesus dalam pelayanannya, bahkan para murid kurang sadar bahwa Yesus itu yang punya kuasa dan berkat dan makanan. Hal yang sama juga sering kita hadapi dan kita rasakan. Ketika dalam pelayanan kita merasakan kesulitan dan kebingungan yang lebih dulu berbicara adalah kemampuan kita, sehingga kita tidak berjalan bersama Tuhan Yesus. Akibatnya kegagalan, ketakutan, dan kekuwatiran yang kita rasakan. Karena itulah supaya kita bisa berhasil dalam pelayanan, marilah kita menyertakan Tuhan Yesus, bahkan Tuhan Yesus harus menjadi pandu kita yang utama. Pada hakekatnya yang kita layani adalah Tuhan Yesus karena itu dalam pelayanan kita haruslah bersama dengan Tuhan Yesus, maka keberhasil an akan kita dapatkan. Perintah Tuhan Yesus kamu harus memberi mereka makan adalah juga sebuah perintah kepada bahwa kita harus lebih percaya kepada Tuhan Yesus. Perintah untuk memberi makan itu adalah juga perintah kepada kita untuk lebih mengandalkan Tuhan Yesus. Perintah kamu harus memberi mereka makan adalah juga merupakan perintah yang tertuang dalam Kitab Yesaya dengarkanlah Aku, sendengkalah telingamu dan datanglah kepada-Ku, maka kamu akan hidup. Marilah kita lebih mengandalkan dan berserah dan percaya kepada Tuhan Yesus yang empunya kita ini, sehingga kita akan hidup dan berpengharapan.

d. Bahwa Tuhan berkenan memakai kita dalam Pekerjaan-Nya.

Apakah Tuhan Yesus dengan kuasa-Nya itu tidak bisa memberi makan kepada orang banyak itu ? jawabnya tentu dapat, tetapi mengapa Tuhan Yesus menyuruh kepada murid untuk memberi mereka makan? Perintah-Nya jelas dan tegas: ”Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” mengapa demikian? Disini menjadi jelas bagi kita bahwa bukan persoalan Tuhan Yesus tidak mampu melakukan, tetapi Tuhan Yesus berkenan memakai kita untuk pekerjaan dan pelayanan-Nya. Hal yang sama juga menjadi panggilan kita semua bahwa kita harus menyadari sepenuhnya bahwa kita ini dipakai dan difungsikan oleh Tuhan Yesus untuk pekerjaan dan pelayanan-Nya. Ketika kita dengan sadar dan rendah hati bahwa kita ini dipakai dan difungsikan Tuhan dalam pekerjaan dan pelyanan-Nya, maka kita akan menyaksikan dengan terheran-heran, betapa berkat Tuhan dicurahkan kepada kita maupun kepada yang kita layani. Juga kepada diuperlukan sebuah pengakuan yang jujur dan rendah hati akan keberadaan kita yang sesungguhnya. Ketika perintah kamu harus memberi mereka makan diberikan kepada para murid, maka diperlukan jawab yang jujur dan rendah hati dan para murid mau melakukan itu. Para murid menjawab : ”yang ada pada kami hanya lima roti dan dua ikan”. Jawaban inilah yang diperlukan Tuhan Yesus. Rendah hati dan jujur perlu ada pada kita seperti yang dilakukan oleh para murid itu. Siapapun kita jika ingin dan bersedia difungsikan oleh Allah dalam pekerjaan dan pelayanan-Nya, maka sikap dan tindakan yang rendah hati dan jujur ini sangat diperlukan. Akhirnya kita diingatkan akan adanya syair sebuah pujian (dalam penggalan):

± Maukah kau jadi anggur yang tercurah bagiKu?

± Maukah kau jadi roti yang yang terpecah bagiKu?

± Maukah kau jadi saksi yang melayani bagiKu?

± Melayani mengasihi lebih sungguh!

Apakah kita sudah dengan sungguh menyadari bahwa Allah memanggil kita untuk ikut ambil bagian dalam pekerjkaan dan pelayanan-Nya ? apapun jawaban kita marilah kita lebih mengasihi dan melayani karena Tuhan telah berkenan memakai kita dalam pekerjaan dan pelayanan-Nya, Amin !!!

v Rancangan Bacaan Alkitab:

Berita Anugerah : Yohanes 3:16-18

Petunjuk Hidup Baru : II Timotius 4:1-5

Nats Persembahan : Kejadian 28:20-22

v Rancangan Nyanyian Pujian:

Nyanyian Pembuka : PKJ. 13 : 1 + 3

Nyanyian Penyesalan : PKJ. 14

Nyanyian Kesanggupan : PKJ. 46 : 1 – 3

Nyanyian Persembahan : PKJ. 182 : 1 – 5

Nyanyian Penutup : PKJ. 146 : 1 – 3

Khotbah Jangkep Minggu, 31 Juli 2011

Pekan Biasa Kaping Wolu Likur

Kowe Bae wenehana Mangan

Waosan I: Yesaya 55:1-5; Tanggapan: Jabur 145:8-9, 14 -21;

Waosan II: Rum 9:1-5; Waosan III: Injil Mateus 14 : 13 – 21

v Khotbah Jangkep

Pasamuwan ingkang kinasih,

M

ukjijatipun Gusti Yesus paring tedha dhateng 5000 tiyang, ngemutaken dhateng kita bilih nalika bangsa Israel taksih wonten ing ara-ara samun 40 taun dangunipun, bangsa Israel boten nyambut damel, ananging dene tetep saged nedha, awit Gusti Allah tansah paring pangrimat lumantar/awujud roti saking suwarga inggih punika Manna. Ugi kaparingan lawuh inggih punika peksi puyuh. Satemah bangsa Israel boten nate keluwen nanging tansah kacekapan. Punika ugi ngemutaken kita kaliyan Yesaya 55:1-5 ing pundi Gusti paring dhawuh bilih manungsa saged gesang kanthi kacekapan krana panguwaosipun Gusti Allah malah Gusti Yesus ugi paring pangandika, bilih manungsa gesang boten namung saking roti kemawon, ananging saking pangandika ingkang medal saking lesanipun Gusti Allah. Ing ngriki para kagunganipun kedah langkung pitados dhateng panguwaosipun Gusti Allah ingkang kacetha lumantar pakaryanipun ingkang ngedab-edabi.

Pasamuwan kagunganipun Gusti,

Lumantar waosan punika, kita saged mendhet piwulang ingkang makaten:

a. Pasamuwanipun Gusti kedah purun lelados kanthi jangkep lan wetah.

Nalika wekdal sampun sonten malah saged kawastanan sampun dalu, ing pundi minangka wekdalipun sami dhahar sonten (dalu), para murid lajeng munjuk atur dhateng Gusti Yesus, Gurunipun, ”Tiyang kathah punika prayogi kadhawuhan kesah tumbas tedha dhateng ing dhusun-dhusun.” Satleraman atur punika sae lan pinanggih nalar. Kenging punapa makaten? awit :

a. Ingkang wonten ing para murid namung wonten gangsal roti lan ulam kalih

b. Para murid luwar saking prakawis-prakawis ingkang ruwet, awit 12 murid temtu boten badhe saged ngladosi tiyang langkung saking 5000

c. Rombonganipun Gusti Yesus, kalebet ugi para murid sampun sayah.

Ananging nalika Gusti Yesus midhanget lan nampi usul ingkang makaten punika, Gusti Yesus boten kersa nampi lan nolak kanthi ngendika: ”Kowe bae menehana mangan.” kenging punapa Gusti Yesus paring dhawuh ingkang makaten? Punapa Gusti Yesus boten pirsa punapa lan pinten ingkang dipun gadhahi para murid? Temtu Gusti Yesus pirsa kanthi cetha kawontenan para murid. Menawi Gusti paring dhawuh dhateng para murid ingkang makaten punika karana Gusti Yesus kagungan karsa, murih para murid anggenipun sami lelados kanthi jangkep lan wetah. Tegesipun sasampunipun para murid lelados bab karohanen, para murid ugi kedah lelados dhateng tiyang kathah ing bab kabetahan sanesipun. Inggih punika kabetahan tedha. Awit sonten punika tiyang kathah sampun sami sayah krana sampun sadinten nampi piwulang saking Gusti Yesus. Menawi Gusti Yesus nampi aturipun para murid, tiyang kathah namung badhe sumerep, bilih Gusti Yesus punika namung saged lelados bab-bab ingkang magepokan kaliyan bab-bab karohanen kemawon. Lan menawi para murid lajeng paring tedha, temtu kita dipun-emutaken dhateng pangandika bilih manungsa gesang boten namung saking roti, nanging ugi saking pangandika ingkang medal saking lesanipun Gusti Allah. Mila ing ngriki Gusti Yesus kuwaos paring roti saking suwarga kados dene nalika paring roti (mana) ing ara-ara samun dhateng bangsa Israel. Ing ngriku ingkang dipun-betahaken inggih punika para murid pasrah lan nyuwun berkah dhateng Gusti Yesus Kristus, awit inggih namung Gusti Yesus ingkang kagungan berkah lan roti. Kanthi makaten menawi para murid purun nyuwun dhateng Gusti Yesus sadaya prakawis saged karampungaken. Kangge memulang bab punika Gusti Yesus lajeng paring dhawuh dhateng para murid supados para murid mbekta roti lan ulam lan kaaturaken Gusti Yesus saperlu dipun berkahi. Lan estu nyata krana berkahipun Gusti Yesus roti lan ulam punika nyrambahi dhateng 5000 tiyang.

Para kinasih, lumantar piwulangipun Gusti Yesus punika kita kaparingan tuladha bilih menawi kita lelados kedah kanthi jangkep lan wetah. Boten namung kabetahan karohanen, nanging ugi kangge kabetahan kajasmanen, punapa dene kabetahan sanesipun.

b. Pasamuwanipun Gusti kedah siap lelados

Peladosan ingkang kawontenaken dening pasamuwan, inggih peladosan ingkang jangkep saha nggepok ing babagan ingkang dhasariah, minangka peladosan saking sadaya warganing pasamuwan. Tegesipun peladosan punika boten namung secara bebadan ananging ugi kedah kaliyan sadaya warganing pasamuwan pribadi piyambak. Sadaya warganing pasamuwan kedah tumandang lan cecawis kangge ndherek sengkut wonten ing peladosan. Ing ngriki lumantar pasamuwan/gereja, tiyang saged sami nampi tetedhan lan saged katuwukan. Supados prakawis punika saged kelampahan, mila pasamuwan kedah wangsul malih dhateng panguwaosipun Gusti Allah. Pangandikanipun Gusti punika ”Inggih” lan ”Amin!” Ing sisih sanes asring kita tumindak namung miturut pikajeng kita kemawon, supados kita saged mindhah prakawis ingkang nembe kita adhepi dhateng tiyang sanes. Injil Matius 14 : 13 – 21 ngemu kawontenan bilih estunipun para murid sumerep tiyang kathah punika mbetahaken tetadhan, ananging para murid boten siap kangge ngladosi tiyang kathah punika kanthi paring tedha. Krana punika para murid lajeng ngajengaken usulan dhateng gurunipun supados kengken dhateng tiyang kathah punika kesah pados tedha. Mawi cara ingkang makaten prakawis ingkang dipun-adhepi para murid lajeng saged rampung karana pindhah dhateng tiyang kathah. Ananging Gurunipun para murid, inggih ugi Gustipun boten marengaken cara ingkang makaten punika. Para murid kedah cumawis lan purun lelados sacara wetah. Makaten ugi kangge kita ing dinten punika, minangka pasamuwanipun Gusti, kita kedah sumadya lelados. Rasul Paulus lumantar II Timotius 4 : 2 paring pambereg: ”Kowe nggelarna pangandika, sumanggema ing wektu kang becik, utawa ing wektu kang ora becik....”. Sumangga kita sami lelados kanthi setya lan tekun.

c. Anggenipun sami lelados, pasamuwan kedah pasrah kaliyan Gusti Yesus

Para kinasih, kenging punapa para murid boten yakin kaliyan ingkang dipun gadhahi? Ingkang dipun gadhahi para murid inggih punika roti, ulam, lan temtu pitados dhateng Gusti Yesus Kristus. Punika kacetha nalika Gusti Yesus paring dhawuh supados tiyang kathah punika kaparingan tedha, malah nyuwun dhateng Gusti murih Gusti Yesus dhawuh dhateng tiyang kathah supados sami kesah dhateng kampung-kampung ing kiwa tengenipun saprelu pados tetedhan. Nanging Gusti Yesus tetep paring dhawuh dhateng para murid, ”kowe bae menehana mangan!” Kados pundi patrapipun, kok sadaya punika saged kedadosan? Prakawis punika saged kalampahan awit nalika para murid lelados sami kesupen bilih para murid sami anggadhahi Gusti Yesus. Para murid boten sesarengan kaliyan Gusti Yesus Kristus, para murid mlampah piyambak, lan para murid boten pasrah dhateng Gustinipun, inggih punika Gusti Yesus Kristus. Prakawis ingkang sami asring kedadosan dhateng kita para kagunganipun Gusti Yesus. Sinaosa kita anggadhahi Gusti Yesus nanging asring kesupen bilih kita gadhah Gusti, mila menawi kita lelados lajeng sami kathah ingkang gagal lan boten mlampah cundhuk kaliyan pangandikanipun Gusti Yesus. Sumangga sami lelados kanthi tansah pasrah dhateng Gusti. Menawi Gusti Yesus paring dhawuh supados kita paring tedha, ateges ugi Gusti Yesus paring dhawuh dhateng kita supados kita tansah pasrah lan sumarah dhateng Gusti Yesus Kristus. Dhawuhipun Gusti Yesus punika ngemutaken kita dhateng pangandikanipun Gusti saking Yesaya 55: 2b – ”... padha ngrungokna marang Ingsun, temah sira bakal padha mangan pangan kang becik.” Sumangga para kinasih kita sami lelados kanthi tansah pitados lan pasrah dhateng Gusti Yesus !

d. Wonten ing pakaryanipun, Gusti Yesus kepareng ngagem kita

Para kinasih, punapa Gusti Yesus kanthi panguwaosipun punika boten saged paring tedha dhateng tiyang kathah? Wangsulanipun temtu saged. Ananging kenging punapa Gusti Yesus paring dhawuh dhateng para murid supados para murid paring tedha dhateng tiyang kathah punika. Dhawuhipun Gusti Yesus sampun cetha: ”... ora usah padha lunga, kowe bae padha menehana mangan.” Kenging punapa makaten ? ing ngriki kita sami mangertos bilih boten prakawis Gusti Yesus saged punapa boten, awit temtunipun Gusti Yesus saged paring tedha dhateng tiyang kathah punika, ananging ing ngriki wonten prakawis ingkang baken saha wigati sanget inggih punika Gusti Yesus kepareng ngagem kita wonten ing salebeting peladosan saha pakaryanipun. Pramila sumangga kita sami sumanggem lan jujur tuwin andhap asor sumadya dipun-gem dening Gusti Yesus. Kados dene para murid nalika kanthi jujur matur wonten ngarsanipun Gusti Yesus: ”Ingkang wonten ing kula namung gangsal roti lan ulam kalih.” Wangsulan punika ingkang dipun-betahaken dening Gusti Yesus. Mila kita kanthi jujur lan andhap asor inggih sumadya sumanggem ndherek lelados Gusti Yesus Kristus. Malah sinten kemawon kita ingkang dipun-agem dening Gusti, temtu badhe tansah jujur lan andhap asor lan sikap punika ingkang dipun betahaken. Pungkasanipun kita dipun-emutaken wontenipun lelagon: (saperangan) :

v Maukah kau jadi anggur yang tercurah bagiKu?

v Maukah kau jadi roti yang yang terpecah bagiKu?

v Maukah kau jadi saksi yang melayani bagiKu?

v Melayani mengasihi lebih sungguh!

Para kinasih, punapa kita estu sampun kanthi sadhar bilih kita inggih dipun-agem dening Gusti Allah wonten salebeting pakaryan lan peladosanipun Gusti? Kados pundi wangsulan kita, punapa kita langkung tresna lan lelados, awit Gusti Allah wonten ing Sang Kristus sampun kepareng langkung rumiyin lelados lan nresnani kita? Amin!

v Rancangan Waosan Kitab Suci:

Pawartos Sih Rahmat : Yokanan 3 : 16 – 18

Pitedah Gesang Enggal : II Timotius 4 : 1 – 5

Pangatag Pisungsung : Purwaning Dumadi 28 : 20 – 22

v Rancangan Kidung Pamuji:

Kidung Pambuka : KPK 16 : 1 + 2

Kidung Panelangsa : KPK 13 : 1 – 2

Kidung Kesanggeman : KPK 52 : 1 – 3

Kidung Pisungsung : KPK 185 : 1 –

Kidung Penutup : KPK 194 : 1 – 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar