Khotbah Jangkep Minggu, 3 Juli 2011
Pekan Biasa Ke Empat Belas (Hijau)
Mencintai dan Menaati
Hukum Tuhan
Bacaan I: Zakharia 9:9-12, Tanggapan: Mazmur 145:8-14
Bacaan II: Roma 7:15-25a, Bacaan III: Injil Matius 11:16-19, 25-30
Tujuan :
Dapat mengerti dan memahami bahwa mencintai sekaligus menaati hukum Tuhan tidaklah mengekang dan mengikat kemerdekaan manusia, tetapi bahkan menjadikan manusia merdeka dari belenggu keinginan dosa.
v Dasar Pemikiran
Mencintai sekaligus menaati hukum Tuhan dirasa berat untuk dilakukan manusia. Dalih yang disampaikan antara lain sulit, tidak sesuai jaman (ora njamani), dan membelenggu kemerdekaan manusia. Yang sebenarnya ialah dengan mencintai dan menaati hukum Tuhan justru menjadikan manusia merdeka.
v Keterangan Tiap Bacaan
Zakharia 9:9-12
Kitab Zakharia ditulis dalam konteks bangsa Israel dalam penguasaan bangsa Persia. Bangsa Israel dapat dikuasai dan dijajah oleh bangsa lain karena ketidaktaatan kepada hukum-hukum Tuhan. Dalam situasi terjajah dan dikuasai oleh bangsa lain masih ada harapan akan datangnya Raja Mesias di Sion yang akan memulihkan dan memerdekakan umat.
Mazmur 145:8-14
Merupakan ungkapan pemazmur akan kebaikan Tuhan. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar, penuh kasih setia, penuh rahmat, dan semua yang baik dan benar. Memahami Tuhan yang penuh dengan kasih dan rahmat itu membawa pengertian bahwa hukum-hukum-Nya bertujuan untuk kebaikan manusia.
Roma 7:15-25a
Manusia yang ada dalam dosa hidup dalam hukum dosa. Hal itu menyebabkan sulit untuk hidup dalam hukum Tuhan. Kesulitan terjadi karena hukum dosa telah lama menguasai hidup manusia. Namun bukan hal yang mustahil untuk hidup dalam hukum Tuhan, karena Tuhan sendiri dalam Yesus Kristus telah membebaskan manusia dari belenggu hukum dosa. Melalui karya Yesus Kristus manusia dapat hidup dalam hukum Tuhan.
Injil Matius 11:16-19, 25-30
Hukum Tuhan bukan tentang kejasmanian manusia saja, melainkan tentang keutuhan kebenaran Tuhan. Untuk dapat memahaminya kita harus mau datang dan belajar pada Yesus yang adalah Tuhan yang menyapa manusia dalam kemanusiaan. Hanya dengan melakukan itu kita memperoleh kelegaan karena dapat mengerti kehendak-Nya dan tidak lagi berbeban dalam melakukan hukum Tuhan, karena “Kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan”.
Catatan: Kuk dalam tradisi rabbinis Yahudi mempunyai hubungan dengan hukum. Kuk adalah benda yang dipasangkan/dipikulkan di tengkuk (hewan) untuk menekan supaya taat dan terkendali. Yesus memandang kuk bukan sekadar hukum yang menekan tetapi juga ungkapan iman, sehingga kuk yang dipasang Yesus terasa ringan.
Keterhubungan bacaan
Hidup dalam kebebasan manusiawi, dalam arti bebas untuk tidak taat pada hukum Tuhan, membawa manusia dalam belenggu penindasan dan kuasa pihak lain (umat Israel dikuasai bangsa lain, manusia dikuasai dosa). Dalam situasi terbelenggu dan tertindas, Tuhan berjanji hadir secara utuh berikut dengan hukum-Nya yang membebaskan manusia. Karena itu yang perlu dilakukan adalah datang dan belajar kepada Tuhan yang menyapa manusia dalam diri Yesus.
v Khotbah Jangkep
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
M |
ungkin dalam persekutuan-persekutuan doa yang kita lakukan di wilayah, blok, atau pepanthan pernah mengalami waktu mulainya molor atau jumlah yang datang berkurang. Ketika dicari penyebabnya ternyata karena pas waktunya dengan sinetron stripping (setiap hari tayang) yang menarik sehingga kalau tidak mengikuti setiap episode merasa ada yang hilang. Anggota persekutuan datang setelah sinetron itu berakhir atau bahkan tidak datang sama sekali.
Dengan menonton sinetron atau tayangan televisi kita memang bisa terhibur dan lega setelah mengalami kepenatan kerja dan kegiatan rumah tangga. Namun lama-kelamaan kalau tidak hati-hati kita bisa terikat, terbelenggu oleh apa yang kita tonton dan mengesampingkan hal-hal lain yang sebenarnya lebih penting, lebih bermanfaat, dan berarti dalam hidup ini.
Contoh lain. Seorang ibu menetapkan jam belajar bagi anaknya mulai jam 19.00 sampai jam 21.00. Selama waktu belajar televisi dimatikan. Mula-mula itu terasa berat bagi si anak, karena pada jam-jam tersebut acara televisi paling menarik (prime time). Namun setelah hal itu dilakukan dan menjadi kebiasaan, prestasi di sekolahnya meningkat dan tidak memiliki ketergantungan terhadap televisi.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Dua cerita di atas merupakan gambaran untuk mempermudah memahami relasi kita dengan hukum dosa dan hukum Tuhan.
Melakukan yang (kelihatan) menyenangkan secara jasmani, secara duniawi merupakan hal yang gampang kita lakukan dan itu menyenangkan. Tanpa disadari kita bisa terikat dan terbelenggu, kemudian sering tidak dapat kita lepaskan. Pepatah jawa kricikan dadi grojogan menggambarkan hal itu. Hal yang menyenangkan kemanusian kita bisa membawa kehancuran. Contohnya, pemakaian Napza (Narkoba, penenang, zat adiktif) membawa efek menyenangkan bagi pemakai tetapi selanjutnya dapat membawa kematian.
Melakukan hal-hal yang baik pada awalnya memang terasa berat. Namun jika kita setia melakukannya, hal itu akan menjadi sesuatu yang membahagiakan. Contohnya mengasihi dan memberi. Mengasihi merupakan hal yang berat, terlebih mengasihi orang yang membenci kita. Memberi merupakan hal yang berat ketika kita tidak berkelimpahan. Namun jika setia melakukannya, kita akan mendapatkan hal-hal yang luar biasa, kasih yang terasa memenuhi hidup, dan selalu tercukupkan oleh berkat Tuhan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Bacaan Injil dalam ibadah hari ini mewartakan undangan Tuhan Yesus bagi setiap orang yang berbeban berat karena terikat oleh ‘kuk-kuk’ duniawi yang menekan hidup. Hal itu terjadi karena hukum dosa menguasai hidup kita. Ketika hukum dosa menguasai hidup kita jangan sampai “kedlarung”. Dengarlah suara-Nya, ”Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”. Mari kita tinggalkan dosa dan hukum-hukum dosa yang menguasai hidup kita, datang kepada Yesus, dan bersedia untuk belajar kepada-Nya karena Ia bersabda, ”Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan, sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan”
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Mari kita lepaskan kuk hukum-hukum dosa yang menguasai hidup. Datanglah kepada Yesus dan biarkan Yesus memasang kuk-Nya dalam hidup kita. Kuk itu terasa ringan karena dengan mata iman kita memandang Kristus dengan penuh kasih memasangkan kuk-Nya.
Tuhan memberkati, Amin.
v Rancangan Bacaan Alkitab:
Berita Anugerah : Mazmur 19 : 8-12
Petunjuk Hidup Baru : Amsal 3 : 11-12
Nats Persembahan : Amsal 3 : 9-10
v Rancangan Nyanyian Pujian:
Pujian Pembuka : KJ 21:1,4
Pujian Penyesalan : KJ 26:1,3
Pujian Kesanggupan : KJ 370:1,4
Pujian Persembahan : KJ 302:1-
Pujian Penutup : KJ 400:1,3
Khotbah Jangkep Minggu, 3 Juli 2011
Pekan Biasa Kaping Sekawan Welas (Ijo)
Nresnani lan Ngugemi Dhawuhipun Gusti
Waosan I: Zakharia 9:9-12, Tanggapan: Jabur 145: 8-14,
Waosan II:Rum 7:15-25a, Waosan III: Injil Mateus 11:16-19,25-30
Tujuwan:
Pasamuwan saged nyumerepi bilih nresnani lan ngugemi dhawuhipun Gusti boten ateges kacencang kamardikanipun manungsa, malah dhawuhipun Gusti ndadosaken manungsa gesang mardika saking sedaya pepenginaning dosa.
v Khotbah Jangkep
Pasamuwan ingkang dipun tresnani Gusti,
B |
ok menawi sampun nate kalampahan ing pakempalan pandonga, pakempalan panyuraos Kitab Suci, ing blok/wilayah/pepanthan, ingkang rawuh sami telat (molor) utawi boten sami rawuh, dipun padosi punapa ingkang dados jalaranipun, pranyata amargi sami kepranan kaliyan sinetron ‘stripping’ ingkang mranani (saben dinten tayang), satemah sami ngrampungaken anggenipun mirsani rumiyin, nembe tindak kempalan, malah menawi kepeksa (amargi endahing cariyosipun) lajeng milih boten tindak kempalan. Pawadanipun bilih sinetronipun nengsemaken lan kedah dipun jinglengi saben episode, menawi boten mekaten, mangke boten mangretos lampahing cariyosipun.
Pancen ningali sinetron utawi tayangan televisi kita saged kalipur, ngraosaken bingah, sasampunipun ngraosaken kesel saking nyambut damel punapa malih bebahan ing brayat, menawi boten waspada kita saged kapilut malah kacencang dening ingkang kita tinggali, kita lajeng boten saged uwal saking tontonan punika, satemah nglirwakaken prakawis ingkang langkung wigati katimbang ningali televisi. Conto sanes ingkang beda, satunggaling ibu netepaken wekdal sinau kangge anak-anakipun kawiwitan tabuh 7 (19.00) ngantos tabuh 9 dalu (21.00), salaminipun wekdal punika tivi kedah dipun pejahi. Wiwitanipun karaos awrat kangge para lare, amargi ing wekdal pukul 7-9 dalu acara tv punika paling sae (prime time), ananging sasampunipun kalampah sawetawis wekdal, asilipun ngedab-edabi: prestasi ing sekolah sangsaya sae, lan boten nggadhahi raos gumantung dhateng tontonon tivi.
Para sadherek ingkang dipun tresnani Gusti,
Kekalihing cariyos ing ngajeng wau saged dados cara kangge nggambaraken sesambetan (relasi) kaliyan angger-anggering donya/dosa lan angger-angger/dhawuhipun Gusti. Nindakaken ingkang ketingalipun ngremenaken sacara kajasmanen (duniawi) mujudaken prakawis ingkang gampil kita tindakaken, lan pancen nyata ngremenaken. Ananging kita kedah waspada amargi ingkang ngremenaken sacara kadonyan asring saged njiret gesang kita, matemah kita lajeng boten saged uwal saking jiret punika. Wonten unen-unen ing basa Jawi “Kricikan dadi grojogan”, kangge nggambaraken punapa ingkang kita tindakaken, karemenan dhateng pepnginaning kadonyan ingkang dipun uja badhe ndhatengaken kacilakan ing pungkasanipun. Contonipun: Narkoba, ingkang ing semu mbingahaken lan damel semangat, nanging ing pungkasanipun saged damel sikep gumantung lan saged mbekta dhateng pepejah
Ing sisih sanes nindakaken prakawis ingkang sae, miturut dhawuhipun Gusti, mujudaken prakawis ingkang awrat ing wiwitanipun, nanging menawi kita setya nindakaken lajeng dados prakawis ing entheng yang mbingahaken. Contonipun: nindakaken katresnan, nresnani mujudaken prakawis ingkang awrat, punapa malih menawi kedah nresnani tiyang ingkang sampun damel goreh manah kita. Nanging menawi kita setya nindakaken badhe karaos entheng, lan kita kanthi bingah saged nresnani sedaya tiyang kalebet ingkang sengit dhateng kita, lan punika dados sumbering kabingahan ingkang sejati ing gesang kita .(Saged kaparingan conto ingkang trep kaliyan pasamuwan ing papan ngriki)
Para sadherek ingkang kinasih,
Ing waosan Injil ing pangibadah wekdal punika, kita nampi timbalanipun Gusti Yesus, dhateng sedaya tiyang ingkang ngraosaken awrating gesang, amargi kajiret ing angger-anggering dosa, kawengku ing “pasangan” gesang ingkang awrat amargi dosa, samya marek dhateng Gusti Yesus, sampun ngantos kedlarung-dlarung ing panguwaosing dosa amargi badhe tumuju dhateng katiwasan. Para sadherek, punika timbalan Gusti Yesus, sampun ngantos kedlarung, sumangga sami sowan lan sinau dhateng Gusti Yesus, sami mirengaken timbalanipun: ”He, para wong kang kasayahan lan kamomotan, padha mrenea, aku bakal gawe ayemmu”. Sumangga kita tilar dosa miwah angger-anggeripun si dosa ingkang jiret gesang kita, sami sowana dhateng Gusti lan mirengaken pangandikanipun: ”PasanganKu padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus ing budi, temahan kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, amarga pasanganKu iku kepenak lan momotanKu iku entheng”.
Pasamuwan ingkang kinasih
Sumangga kita bucal pasanganing dosa dalah sadaya angger-anggeripun ingkang nguwaosi gesang kita, sumangga sowan dhateng Gusti Yesus lan nyuwun supados Gusti karsa masangaken pasanganipun dhateng kita. Pasanganipun Gusti badhe karaos entheng amargi kanthi mripating iman kapitadosan, kita ningali agenging katresnanipun Gusti dhateng kita. Gusti mberkahi, Amin
v Rancangan Waosan Kitab Suci:
Pawartos Sih Rahmat : Jabur 19 : 8-12
Pitedah Gesang Enggal : Wulang Bebasan 3 : 11-12
Pangatag Pisusung : Wulang Bebasan 3 : 9-10
v Rancangan Kidung Pamuji:
Kidung Pambuka : KPK BMGJ 34:1,4
Kidung Panelangsa : KPK BMGJ 51:1,3
Kidung Kasanggeman : KPK BMGJ 82:1,3
Kidung Pisungsung : KPK BMGJ 150:1-
Kidung Panampi sabda : KPK BMGJ 81:1,4
Kidung Panutup : KPK BMGJ 343:1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar